Minggu, 07 Desember 2008

Warm December










Di Bulan Desember yang busyet super dingin ini, salah seorang anggota FISO berkesempatan bergabung dengan komunitas gereja internasional Hengshan pergi mengunjungi Shanghai Huge Grace Disabled Children Welfare Centre untuk merayakan natal bersama anak-anak disana. Perjalanan ditempuh sekitar satu setengah jam dari gereja internasional Hengshan, ada sekitar 40 orang dari berbagai negara bergabung dalam kegiatan sosial kali ini.
Sesampainya disana, mereka sempat berbincang-bincang dengan beberapa penduduk lokal sekitar, salah satunya adalah ibu yang pekerjaan sehari-harinya adalah mengumpulkan barang bekas yang nantinya dijual kembali. Ibu ini nyeritain gimana sulit kehidupan dia sekarang sehingga buat dia hidup itu cuman penderitaan yang ga bakal pernah berhenti. Putra satu-satunya akan menikah di waktu dekat ini, dia dan suaminya pun terpaksa hutang sana-sini biar bisa beli rumah untuk keluarga baru putranya, dan sialnya lagi...pernikahan akan batal kalo syarat ini tidak bisa terpenuhi.
Setelah puas berbincang kami masuk ke dalam area panti asuhan. Kami dibawa ke ruangan kelas dimana anak-anak disana biasa bersekolah. Bener-bener pemandangan yang tidak mengenakkan hati, di dalam kelas ada sekitar 15 anak cacat fisik maupun mental, dan yang paling tragis adalah seorang bayi berumur 1 tahun yang dilahirkan tanpa dubur, dan dia masih belom bisa dioperasi karena biaya yang masih belom terkumpul. Tidak lama kemudian, anak-anak itu mulai menyanyikan beberapa lagu rohani, dan beberapa dari sukarelawan mulai meneteskan air mata. Yang paling mengejutkan adalah ketegaran mereka menghadapi kelemahan-kelemahan fisik dan mental tersebut, mereka masih bisa tertawa dan menghibur para sukarelawan dengan kepolosan mereka.
Acara dilanjutkan dengan acara makan siang yang sudah disiapkan oleh pengelola panti asuhan dan setelah itu kita diberi waktu bebas untuk berinteraksi dengan anak-anak disana yang ditutup dengan menyanyikan lagu natal bersama dan pembagian kado.
Bener-bener pengalaman yang istimewa, anak-anak yatim piatu yang cacat secara fisik atau mentalnya ini justru mengajarkan kepada kita orang-orang yang tidak memiliki kekurangan fisik atau mental tentang bagaimana menjalani hidup, bagaimana menghargai hal-hal kecil yang telah terjadi didalam hidup kita, bagaimana untuk tetap tersenyum ketika cobaan hidup dengan teganya menyerang kita secara bertubi-tubi. Banyak diantara kita yang dianugrahi hidup yang kecukupan serta fisik dan mental yang sehat selalu dengan mudahnya mengeluh tentang hidup ini. Alangkah baiknya disaat kita mengeluh kita bisa mengingat-ingat kembali wajah ibu atau anak-anak diatas. Sudah saatnya berhenti mengeluh tanpa henti dan berterima kasih atas kecukupan dan kesehatan yang sudah kita punyai, menghargai segala hal, besar atau kecil, yang sudah terjadi didalam hidup kita. Emang susah sih ya, tapi ya apa salahnya mencoba...(Suhu Aliong)

1 komentar:

Yaya mengatakan...

menggetarkan hati suhu....bener-bener pengen kesana